Minggu, 29 Juli 2012

Presiden ingin tempe dan tahu tidak hilang dari pasar


Presiden ingin tempe dan tahu tidak hilang dari pasar

Seperti banyak berita yang bermunculan bahwa keberadaan tempe dan tahu saat ini mungkin akan ditiadakan dikarenakan biaya bahan produksi yang sangat mahal yaitu kacang kedelai. Mendengar hal itu presiden republik Indonesia yaitu Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono turut buka suara yang diwakilkan oleh juru bicara presiden yaitu Bpk. Julian di kantor presiden Jakarta, selasa 24/7 sebagaimana dikutip Tribunnews.com beliau mengatakan bahwa masalah tersebut menjadi salah satu perhatian pemerintah dan menurut beliau masalah ketersediaan atau stok kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu menjadi perhatian bersama dimana semua pihak yang memiliki andil untuk bisa mengupayakan agar tidak terjadi kelangkaan dan harga yang meningkat.
Seperti berita yang sedang beredar sekarang bahwa tahu dan tempe dipastikan bakal menghilang dari Jakarta, bahkan diseluruh penjuru tanah air. Seperti yang dikutip dalam media Kompas bahwa ribuan produsen tempe dan tahu mogok kerja, mereka menuntut pemerintah mengambil alih tata niaga kedelai agar dapat membantu para produsen perajin tempe dan tahu mendapatkan harga kedelai yang lebih murah. Sejak Mei lalu, harga kedelai sudah mencapai Rp. 8200 per kilogram dari harga sebelumnya yaitu Rp. 5500 per kilogram. Dan masalah ini juga turut mengundang banyak argumentasi salah satunya adalah dari wakil ketua komisi IV DPR RI yaitu Bpk. Firman Subagyo beliau mengatakan bahwa hilangnya tahu dan tempe di pasaran tidak lepas dari permainan spekulan dan pelaku kartel kedelai. Dimana dalm teori ekonomi supply ( stok ) dan demand ( permintaan ) ini yang selalu dimanfaatkan oleh para kartel pada saat event tertentu seperti ramadhan, natal,tahun baru. Ketika kebutuhan meningkat dan bahan baku tidak tersedia maka akan terjadi gejolak lonjakan harga yang nyaris tidak terkendali, oleh karena itu pemerintah harus menangani secara serius terhadap persoalan pangan dan termasuk tahu dan tempe. Jika bahan baku kedelai dikendalikan pelaku dagang dengan sistem kartel ini akan sangat berbahaya. Bahkan ada argumentasi yang menyatakan bahwa pemerintah harus sudah merubah kebijakannya mengingat kebutuhan 9 bahan pokok pada saat menjelang ramadhan. Tetapi sebaliknya pemerintah cenderung melepas semuanya ke pasar bebas yang akhirnya sangat merugikan masyarakat.

Sumber : warta kota rabu, 25 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar