Minggu, 06 Oktober 2013

Paragraf Induktif: Solusi Untuk Selamatkan Ekonomi Indonesia



Paragraf Induktif:
Solusi Untuk Selamatkan Ekonomi Indonesia
 Sekarang ini keadaan ekonomi Indonesia dinilai sangat rentan sehingga pemerintah diharapkan dapat melakukan beberapa aksi diantarnya seperti restrukturisasi hutang yang dapat mencegah defisit yang semakin membengkak karena adanya hutang yang jatuh tempo, CMI ( Chiang Mai Initiative ) yang dilakukan untuk meningkatkan cadangan devisa yang semakin berkurang, sedangkan hal yang dapat dilakukan oleh bank Indonesia adalah dengan menaikan suku bunga acuan atau BI rate. Berdasarkan data yang diperoleh tercatat bahwa saat-saat ini cadangan devisa negara yang tersisa adalah 92,7 milliar dolar AS.  Sehingga Indonesia diperkirakan dapat melakukan pinjaman devisa dari negara-negara ASEAN  seperti Cina, Korea, dan Jepang tetapi dari ketiga negara tersebut yang paling memungkinkan adalah pinjaman jangka pendek  dari negara Cina karena  Cina memiliki 3,3 triliun dolar AS. Selain itu hal yang dapat dilakukan BI dengan menaikan suku bunga dinilai dapat membuat para investor menukarkan dolar ke rupiah. Minimal kenaikan suku bunga dapat mengurangi tensi sehingga orang berpikir untuk menyimpan uang di bank. Dari hal-hal tersebut diharapkan dapat menyelamatkan perekonomian Indonesia kedepannya.

                                      Sumber: m.republika.co.id/berita/ekonomi

Paragraf Deduktif :Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar



Paragraf Deduktif :
Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Dalam dunia perekonomian nilai tukar suatu negara sangatlah dinilai penting karna hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor pendorong  dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Sehingga hal tersebut cukup menjadi sorotan bagi masyarakat dan juga bagi para pakar ekonomi. Di tahun 2013 ini diberitakan bahwa nilai tukar rupiah pada dollar Amerika Serikat melemah yaitu lebih dari Rp.11.000 per 1 dollar AS. Ada 2 faktor yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadapa dollar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah adalah akibat inflasi. Menurut peneliti di Lembaga penyelidikan Ekonomi Masyarakat ( LPEM ) FE,  inflasi menyebabkan para investor punya keengganan untuk menanamkan modal yang mereka miliki sehingga jumlah investor saham maupun obligasi mengalami penurunan. Hal tersebut juga turut berpengaruh terhadap investor yang melakukan aksi jual dan membawanya ke negara lain. Selain itu, faktor internal lainnya adalah semakin meningkatnya defisit neraca perdagangan pada triwulan kedua 2013 dimana ekspor melemah sedangkan impor menguat yang menyebabkan aksi jual saham terus terjadi. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan pemerintah yang mengharuskan adanya kenaikan BBM sampai bulan Juni yang mengakibatkan tekanan terhadap inflasi semakin besar. Sementara itu dari faktor eksternal, penyebab melemahnya rupiah terhadap dollar adalah kebijakan bank sentral AS yang mengurangi stimulus moneter sehingga para investor banyak menjual saham dan yang membeli saham di Indonesia berkurang. Dalam upaya memulihkan nilai tukar rupiah terhadap dollar ada beberapa upaya yang dapat antara lain dengan mengefektifkan pengeluaran di sektor-sektor produktif untuk belanja modal, meredam inflasi dan memperbaiki koordinasi antara kebijakan moneter dan fiskal.

Sumber : humas.ui.ac.id