Miracle Cell No 7
Suatu
hari ada seorang anak berumur 6 tahun bernama Gisca tinggal bersamanya ayahnya
yang mengalami keterbelakangan mental. Mereka hidup dalam sebuah rumah
kontrakan yang kecil dan sempit tetapi Gisca sangat menikmati setiap waktu yang
ia lalui, karena sang ayah yang bekerja sebagai pekerja bangunan tersebut
sangat menyayanginya. Suatu saat tepatnya tanggal 25 Oktober 2011 dimana hari
ulang tahun Gisca yang ke 7 tahun, sang ayah berencana membelikan sebuah tas
sailermoon dengan uang yang telah ia sisihkan selama ini. Kemudian datanglah
hari tersebut
“ Gisca, ayo
kita ke jalan – jalan ayah ingin membelikan hal yang paling kau sukai “ kata
ayah Gisca.
“ Wahhhh...apa
itu ayah, ayo – ayo kita pergi aku sudah tidak sabar ingin melihat apa yang akan
ayah berikan padaku “ kata Gisca.
Kemudian
mereka pun berangkat ke toko dimana menjual tas sailermoon tersebut, tetapi sebelum mereka masuk ke toko
tersebut sang ayah menunjuk tas tersebut dari luar untuk memberi tahu Gisca
bahwa tas sailermoon itulah yang ingin dihadiahkan untuknya.
“ Gisca,
lihatlah ini adalah sailermoon kesukaanmu, ayah akan membelikannya untukmu
sebagai hadiah ulang tahunmu “ kata ayah Gisca.
“ benarkah
yah???wah....ayah memang ayah terbaik sedunia. Ayo yah kita masuk “ kata Gisca.
Tetapi
saat mereka hendak menggerakan badan mereka untuk masuk, ternyata dari dalam
ada seorang ayah berpakaian polisi beserta anaknya yang tengah membeli tas
tersebut. Gisca dan ayahnya sangat kaget melihat tersebut dan sontak sang ayah
masuk ke dalam toko dan mencoba untuk mengambil tas tersebut dari tangan anak
tersebut.
“ Jangan –
jangan, ini punya giscaku aku sudah mengumpulkan uang untuk membeli ini , aku
mohon jangan ambil tas ini...!” kata ayah Gisca.
“ Ada apa
denganmu, apa kamu gila???” kata ayah berpakaian polisi sambil melemparkan
pukulan kewajah sang ayah.
“ Ayahhh... apa
kau baik – baik saja???” kata Gisca.
Sang
ayah yang telah tersungkur kelantai dengan bibir yang berdarah mencoba untuk
menghentikan langkah sang ayah yang berpakaian polisi tersebut. Tetapi hal
tersebut tak berhasi sehingga mereka berhasil membawa tas sailermoon tersebut.
“ Aahh...apa
yang harus aku lakukan, gisca apa yang harus aku lakukan????bagaimana ini tas
telah diambil, apa yang harus aku lakukan???’ kata ayah sambil mencucurkan air
mata.
“ Ayah sudahlah
tidak apa – apa, kita bisa mendapatkannya di toko yang lain, jangan menangis
lagi ayah...!!!!” kata Gisca.
Kemudian
mereka pun pulang kerumah dengan muka sedih, karena mereka sudah mencari di
beberapa toko yang menjual tas tetapi mereka tidak menemukannya. Sesampainya
mereka dirumah
“ Ayah... lihat
ini (sambil menunjukan gambar yang ia buat ), aku dapat menggambar sailermoon
dengan baik bahkan lebih baik dari gambar yang ada di tas itu, jadi ayah jangan
sedih aku tidak menginginkan apapun kecuali ayah yang terus tersenyum” kata
Gisca
“aaahhh...terima
kasih Gisca, terima kasih ayah sangat menyayangimu” kata ayah Gisca.
Pada
keesokannya harinya saat sang ayah ingin pergi bekerja, Gisca dan sang ayah
punya kebiasaan menari sambil saling menatap satu sama lain dan terus menari
sambil sang ayah berlalu pergi dan pagi itu mereka melakukan kebiasaan
tersebut. Dan pada saat sang ayah dalam perjalanan ke tempat kerja, ia bertemu
dengan anak polisi yang ia temui ditoko kemarin. Kemudian anak tersebut yang
mengingat apa yang terjadi ditoko mengahmpirinya dan berkata
“ Paman, apakah
paman masih ingin membeli tas sailermoon untuk anak paman ???”kata anak polisi
tersebut.
“Iya, aku sangat
ingin membeli itu ( sambil menunjuk ke tas yang menempel pada punggung anak
tersebut )” kata ayah Gisca.
“ Baiklah paman,
ayo ikut denganku aku akan menunjukan toko mana yang juga menjual tas seperti
ini” kata anak polisi tersebut.
Saat
dalam pejalanan ke toko tersebut, anak polisi tersebut berlari sambil
mengarahkan sang ayah ke jalan menuju toko tersebut tetapi di persimpangan
jalan anak polisi tersebut terjatuh dan saat sang ayah melihat tersebut segera
memberikan pertolongan pertama seperi memberi napas buatan dan menekan – nekan
dada sang anak agar ia dapat bernapas. Tetapi saat memberikan pertolongan
pertama ada seorang ibu yang melihat hal tersebut dan berpikir bahwa yang
dilakukannya adalah upaya tindakan cabul. Lalu ibu tersebut segera melapor ke
polisi sehingga sang ayah ditangkap polisi dan dipenjarakan.Di dalam sel
penjara sang ayah berada bersama 4 orang narapidana yang lain yaitu Rohmat,
Agus, Dermawan, dan Eko. Pada awalnya mereka merasa tidak nyaman dengan keadaan
ayah Gisca yang keterbelakangan mental tetapi lama – kelamaan mereka mulai merasa
nyaman karena sikap ayah Gisca yang baik dan polos. Suatu hari ayah Gisca
memnita pertolongan teman – teman satu selnya untuk membantunya bertemu dengan
Gisca yang kebetulan pada hari Gisca yang bergabung degan kelompok paduan suara
gereja tampil di penjara dalam rangka memberi penghiburan kepada para
narapidana. Dan dengan bantuan dari para temannya sang ayah pun dapat bertemu
Gisca yang dibawa ke dalam sel mereka.
“ Ayah...... kau
kemana saja ( sambil berlari dan memeluk ayahnya ), aku terus menunggumu
pulang”kata Gisca
“ Maafkan aku,
karena aku membiarkanmu menunggu dan tidak memberi kabar.”kata ayah Gisca.
“ Tidak apa – apa, yang penting aku sudah bisa
bertemu denganmu dan mulai sekarang aku akan terus bersamamu” kata Gisca.
“ Baiklah...aku
mengerti, aku tidak akan meninggalkanmu lagi” kata ayah Gisca.
“Ayah apakah aku
bisa tinggal denganmu disini???”kata Gisca.
“Heiiii...apa
kau bercanda???kau tidak bisa tinggal disini, kami akan mendapat masalah jika
kami ketahuan membawamu tinggal disini”kata Rohmat.
“Aaahhhh...jangan,
Giscaku tidak boleh pergi,tidak boleh,tidak boleh.... (sambil memeluk Gisca
)”kata ayah Gisca.
“Baiklah –
baiklah, jangan ribut lagi. Kau boleh tinggal disini tapi jangan sampai
ketahuan oleh penjaga. Apa kau mengerti??”kata Dermawan.
Gisca
dan ayahnya yang mendengar hal itu langsung merasa sangat senang. Dan kemudian
mereka menjalani hari – hari mereka berenam dalam satu sel dengan sangat
gembira. Tetapi suatu hari, sang penjaga penjara yang sedang bertugas mendengar
candaan Gisca dan ayahnya, sehingga sang penjaga dengan diam – diam menuju ke
sel tersebut untuk melihat apakah ada orang lain di sel tersebut. Sesampainya
di sel tersebut, penjaga memergoki mereka sedang bercanda ria dengan Gisca,
sehingga sang penjaga langsung masuk dan menarik Gisca keluar beserta sang ayah
untuk dilaporkan ke kepala polisi.
“Ayo
keluar...kalian sudah keterlaluan, saya akan membawa kalian ke ruang
kepala”kata penjga.
“
Jangan...paman, jangan laporkan kami”kata Gisca.
Kemudian
merekan dan penjaga pun sampai di ruang kepala.
“ Permisi pak,
saya ingin melaporkan bahwa narapidana ini telah membawa anaknya ke dalam sel
penjara dengan diam – diam. Apa yang harus saya lakukan terhadap
mereka????”kata penjaga.
“ Bawa anak ini
kelaur dari tempat ini dan antarkan ia pulang. Dan untuk narapidana ini bawa
dia ke sel khusus”kata kepala polisi.
Setelah Gisca diantar pulang oleh sang penjaga, sang ayah yang dikurung di sel khusus yang sanagt tidak layak. Dan setelah menjelang malam terjadi kebakaran di temapat sang ayah dikurung.
Setelah Gisca diantar pulang oleh sang penjaga, sang ayah yang dikurung di sel khusus yang sanagt tidak layak. Dan setelah menjelang malam terjadi kebakaran di temapat sang ayah dikurung.
“Kebakaran –
kebakaran “kata orang – orang di sekitar sel khusus tersebut.
Lalu
orang – orang yang berada di dalam sel khusus tersebut berlarian keluar
termasuk ayah Gisca tetapi saat dalam perjalanan keluar ayah Gisca tersebut
melihat kepala polisi masih terjebak di dalam ruangan dan ia mencoba
menolongnya hingga ia mengalami luka – luka. Dan beberapa saat kemudia sang
kepala polisi pun mulai sadar dari pingsannya.
“Kau sudah
sadar???”kata dokter kepada kepala polisi.
“Ehmm..terima
kasih telah menolongku”kata kepala polisi.
“Harusnya kau
tidak berterima kasih kepadaku tapi kepadanya ( sambil menunjuk ke ayah Gisca
yang belum tersadar ). Ia memintaku untuk mengobatimu terlebih dahulu padahal
ia menderita luka bakar yang cukup parah. Apakah benar ia melakukan tindakan
cabul itu??? Dia tidak terlihat seperti orang berpikiran cabul??? Apa aku yang
tidak cukup pintar menilai orang????”kata dokter.
Setelah kepala polisi tersebut mendengar
perkataan dokter tersebut, kemudian ia tersu berpikir dan merasa bahwa ayah
Gisca bukan seperti yang dituduhkan padanya. Sehingga seiring berjalannya waktu
kepala polisi tersebut menjaga Gisca dengan menjemput dan mengunjunginya setiap
harinya.
Terdengar
kabar bahwa kasus ayahnya Gisca akan disidangkan untuk pertama kalinya dan
setelah mendengar hal itu ayah dari anak yang meninggal tersebut yang ternyata
mempunyai kedudukan cukup tinggi dalam kepolisian menyuruh bawahannya memanggil
ayah Gisca karena ada beberapa yang akan ia bicarakan. Kemudian ayah Gisca pun
diperintahkan untuk masuk ke ruangan dimana ayah dari anak tersebut sudah ada
didalamnya.
“ Kau sudah
sampai ???”kata ayah anak tersebut.
“ Ooohh...ia
saya sudah sampai tapi kau siapa??”kata ayah Gisca.
“Kau bertanya
aku siapa?? Aku adalah ayah dari anak yang kau bunuh ( sambil mengarahkan
pukulannya ke wajah ayah Gisca )”kata ayah anak tersebut.
“ Oooohhh...maaf
kan aku, aku tidak membunuhnya. Aku memang pergi bersamanya untuk membeli tas
sailermoon tapi saat dijalan ia terjatuh dan aku hanya mau menolongnya dengan
memberikan pertolongan pertama”kata ayah Gisca.
“ Aku tidak
peduli dengan apa yang kau katakan, pada akhirnya kau akan tetap membusuk dalam
penjara. Dan aku akan memperingatimu satu hal nanti pada saat persidangan kau
harus mengatakan ya saat ditanya apakah kau melakukan percabulan terhadap
anakku karena kalau tidak, aku akan membuat anakmu bernasib sama dengan
anakku!!!”kata kata ayah anak tersebut.
“Jangan...jangan,
aku mohon jangan sakiti Gisca. Baiklah aku akan mengikuti apa yang kamu
suruh.”kata ayah Gisca.
Pada
hari itu tepat tanggal 16 Maret 2012 adalah hari persidangan akan dilaksanakan
dan pada saat persidangan ayah Gisca diberi beberapa pertanyaan.
“Apakah benar
anda melakukan tindakan percabulan pada anak tersebut???”kata penyidik.
“Ya..benar aku
melakukannya ( sambil berteriak dengan tegas )”kata ayah Gisca.
Setelah
ayah Gisca mengucapkan hal tersebut, Gisca dan para teman satu sel nya beserta
kepala polisi sangat kaget mengapa ayah Gisca mengakui hal yang tidak ia
lakukan.
“Baiklah, karena
tersangka sudah mengakui perbuatannya maka ia divonis hukuman mati”kata hakim.
“Baiklah –
baiklah, terima kasih tolong jaga Gisca. Aku mohon jaga Giscaku jangan sakiti
dia ( sambil menghadap audiens dan menundukan kepala )”kata ayah Gisca.
Kemudian
setelah hakim menjatuhkan vonis, ayah
Gisca dibawa ke ruangan untuk dilaksanakan hukuman mati. Di perjalanan menuju
ruangan itu, sang ayah ditemani oleh para penjaga, Gisca dan kepala polisi.
“ Tidak apa –
apa, Gisca akan baik – baik saja . Gisca harus sekolah dengan benar, ayah
mencintaimu , sangat mencitaimu (sambil memeluk Gisca )”kata ayah Gisca.
“Baiklah
ayah..tidak apa – apa, aku juga sangat mencintaimu. Ayah terhebat....”kata
Gisca.
Kemudian
para penjaga membuka pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan ayah Gisca untuk
masuk. Saat mulai memasuki ruangan tersebut, sang ayah menarikan tarian yang
biasa ia lakukan sebelum pergi bekerja dan Gisca pun melakukan hal yang sama,
“ Gisca, ayah
sangat mencintaimu. Aku ayah yang baik kan???( sambil mengulurkan tangannya ke
arah Gisca )”tanya ayah Gisca.
“ Ia ayah,ayah
adalah ayah yang sssaaaanngggattt hebat. Ayah is my hero ( sambil mengulurkan
tangannya untuk meraih tangan ayahnya )”kata Gisca.
Kemudian
sang ayah berjalan terus sambil menari – narii dan setelah ayahnya berjalan
lebih jauh hingga tak nampak lagi di hadapan Gisca, Gisca yang panik memanggil
ayahnya dengan suara yang sangat keras.
“Aaaaayyyyyaaahhh.......”teriak
Gisca.
Ayahnya yang
sudah berada di depan sel tempat ia akan dihukum mati, kemudian mendengar
teriakan Gisca dan segera berlari ke tempat Gisca.
“
Gisca...maafkan aku telah meninggalkanmu”kata ayah Gisca.
“
Ayahhh....”kata Gisca.
“ Pak, maafkan
aku, aku telah berbohong, aku tidak pernah melakukan hal itu, aku ,mohon
lepaskan aku, aku ingin bersama Gisca” kata ayah Gisca.
Tetapi
penjaga mencoba untuk memegang tangan ayah Gisca dan setelah berhasil mereka
membawanya ke sel tempat ia dihukum.
Setelah
proses hukuman mati dilaksanakan, Gisca pun dirawat oleh kepala polisi dan
setelah 20 tahun berlalu Gisca telah menjadi sosok perempuan dewasa dengan
gelar sarjana hukum dan menjadi pengacara mencoba untuk memperbaiki nama baik
ayahnya dengan mengangkat kembali kasus ayahnya ke persidangan dengan segala
bukti yang ia miliki yang pada akhirnya semua usahanya itu membuahkan hasil
yang baik dimana ia berhasil membuat hakim menyatakan bahwa ayahnya dinyatakan
tidak bersalah. Dan akhirnya tercapailah apa yang diinginkan Gisca yaitu
ayahnya akan terkenang sebagai ayah yang baik dan tidak pernah melakukan kejahatan.