Bab
11KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH
1.
Kebijaksanaan Selama
A. Kebijaksanaan Selama Periode 1966-1969
Kebijaksanaan pada masa pemerintah ini lebih diarahkan kepada proses perbaikan dan pembersihan semua sektor dari unsur-unsur peninggalan pemerintah Orde Lama, terutama dari paham komunis. Selain itu masa ini juga diisi dengan kebijaksanaan pemerintah dalam mengupayakan penurunan tingkat inflasi yang masih tinggi.
B. Periode Pelita I
Kebijaksanaan ini di mulai dengan:
A. Kebijaksanaan Selama Periode 1966-1969
Kebijaksanaan pada masa pemerintah ini lebih diarahkan kepada proses perbaikan dan pembersihan semua sektor dari unsur-unsur peninggalan pemerintah Orde Lama, terutama dari paham komunis. Selain itu masa ini juga diisi dengan kebijaksanaan pemerintah dalam mengupayakan penurunan tingkat inflasi yang masih tinggi.
B. Periode Pelita I
Kebijaksanaan ini di mulai dengan:
- Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1970, mengenai penyempurnaan tata niaga bidang ekspor dan impor.
- Peraturan Agustus 1971, mengenai devaluasi mata uang Rupiah terhadap Dolar, dengan sasaran pokoknya adalah: kestabilan harga bahan pokok, peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, dan penyebaran barang di dalam negeri.
C.
Periode Pelita II
Periode
ini diisi dengan kebijaksanaan mengenai:
Perkreditan
untuk mendorong para eksportir kecil dan menengah, disamping untuk
mendorong kemajuan pengusaha kecil/ekonomi lemah dengan produk Kredit
Investasi Kecil (KIK).
- Kebujaksanaan Fiskal, dengan cara penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya saing komoditi ekspor dipasar dunia, serta untuk menggalakkan penanaman modal asingdanpenanaman modal dalam negeri guna mendorong investasi dalam negeri.
- Kebijaksanaan 15 Nopember 1978 (KNOP 15), yakni kebijaksanaan di bidang moneeter dengan tujuan untuk menaikkan hasil produksi nasional, serta untuk menaikkan daya saing komoditi ekspor.
D.
Periode Pelita III
Adapun
kebijaksanaan-kebijaksanaan peemerintah yang sempat dikeluarkan pada
periode ini:
- Paket Januari 1982, yang berisi mengenai tata-cara pelaksanaan ekspor-impor, dan lalu lintas devisa.
- Paket Kebijaksanaan Imbal Beli, yang dikeluarkan untuk menunjang kebijaksanaan paket Januari. Dalam kebijaksanaan ini tersirat keharusan eksportir maupun importir luar negeri untuk membeli barang-barang Indonesia dalam jumlah yang sama.
- Kebijaksanaan Devaluasi 1983, yakni dengan menurunkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar dari Rp 625/$ manjadi Rp 970/$.
E.
Periode Pelita IV
Beberapa
kebijaksanaan pemerintah yang lahir dalam periode ini adalah:
- Kebijaksanaan INPRES No. 4 Tahun 1985, kebijaksanaan ini dilatar belakangi oleh keinginan untuk meningkatkan ekspor non-migas.
- Paket Kebijaksanaan 6 Mei 1986 (PAKEM), yang dikeluarkan dengan tujuan untuk mendorong sektor swasta di bidang ekspor maupun di bidang penanaman modal.
- Paket Devaluasi 1986, tindakan ini ditempuh karena jatuhnya harga minyak dipasaran dunia dan didukung dengan dilaksanakannya pinjaman luar negeri.
- Paket Kebijaksanaan 25 Oktober 1986, yang merupakan deregulasi di bidang perdagangan, moneter, dan penanaman modal.
- Paket Kebijaksanaan 15 Januari 1987, dengan melakukan peningkatan efisiensi, inovasi, dan produktivitas beberapa sektor industri (menengah ke atas) dalam rangka meningkatkan ekspor non migas.
- Paket Kebijaksanaan 24 Desember 1987 (PAKDES), dengan melakukan restrukturasi bidang ekonomi, terutama dalam usaha memperlancar perijinan (deregulasi).
- Paket 27 Oktober 1988, yakni kebijaksanaan deregulasi untuk menggariahkan pasar modal dan untuk menghimpun dana masyarakat guna biaya pembangunan.
- Paket Kebijaksanaan 21 Nopember 1988 (PAKNOV), dengan melakukan deregulasi dan debirokratisasi dibidang perdagangan dan hubungan laut.
- Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijaksanaan di bidang keuangan dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif.
F.
Periode Pelita V
Kebijaksanaan
ini lebih diarahkan kepada pengawasan, pengendalian, dan upaya
kondusif guna mempersiapkan proses tinggal landas menuju rencana
Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua.
2.
Kebijaksanaan Moneter
Adalah
sekumpulan tindakan pemerintah di dalam mengatur perekonomian melalui
peredaran uang dan tingkat suku bunga.
Dilihat
dari upaya yang di tempuh, kebijaksanaan moneter ini dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni:
- Kebijaksanaan Moneter Kuantitatif
Kebijaksanaan
ini di jalankan dengan mengatur jumlah uang beredar dan tingkat suku
bunga dari segi kuantitasnya.
- Kebijaksanaan Moneter Kualitatif
Kebijaksanaan
kulitatif ini adalah dengan mengatur dan menghimbau pihak bank
umum/lembaga keuangan lainnya, baik manajemennya maupun produk yang
ditawarkan kepada masyarakat guna mendukung kebujaksanaan moneter
kuantitatif yang sedang di jalankan Bank Indoensia.
3.
Kebijaksanaan Fiskal
Adalah
suatu tindakan pemerintah di dalam mengatur perekonomian melalui
anggaran belanja negara, dan biasanya dikaitkan dengan masalah
perpajakan.
4.
Kebijaksanaan Fiskal dan Moneter di Sektor Luar Negeri
- Kebijaksanaan Menekan Pengeluaran
Kebijaksanaan
ini dilakukan dengan cara mengurangi tingkat konsumsi/pengeluaran
yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi di Indonesia.
- Kebijaksanaan Memindah Pengeluaran
Dalam
kebijaksanaan ini pengeluaran hanya dipindah dan digeser pada bidang
yang tidak terlalu beresiko memperburuk perekonomian. Kebijaksanaan
ini dapat dilakukan secara paksa dan dengan memakai rangsangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar