Bab 5.
Keadaan Geografis Indonesia
Keberadaan pulau di
Indonesia
Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun
2004,jumlah pulau di Indonesia), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni
tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat
penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi
Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula
sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
-Kepulauan Sunda
Besar meliputi pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi.
-Kepulauan Sunda
Kecil meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
-Kepulauan Maluku dan
Irian.
Berdasarkan GBHN tahun 1993, Indonesia dibagi menjadi 2 kawasan
pembangunan, yaitu :
a.Kawasan Barat
Indonesia, terdiri dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali.
b.Kawasan Timur
Indonesia, terdiri dari Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, NTB dan NTT.
Keberadaan Indonesia
didaratan tropika dengan curah hujan yang tinggi dan hanya dibedakan ke dalam 2
musim hujan setiap tahun.
Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh
angin monsun barat dan monsun timur. Dari bulan November hingga Mei, angin
bertiup dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan
Indonesia; dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering,
membawa sedikit uap air. Suhu udara di dataran rendah Indonesia berkisar antara
23 derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun.
Namun suhu juga sangat bevariasi; dari rata-rata mendekati 40
derajat Celsius pada musim kemarau di lembah Palu - Sulawesi dan di pulau Timor
sampai di bawah 0 derajat Celsius di Pegunungan Jayawijaya - Irian. Terdapat
salju abadi di puncak-puncak pegunungan di Irian: Puncak Trikora (Mt.
Wilhelmina - 4730 m) dan Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m).
Ada 2 musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau,
pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim di antara perubahan
kedua musim tersebut.
Curah hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun,
namun juga sangat bervariasi; dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai
sekitar 500 milimeter setahun di daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah
hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa barat, Kalimantan Barat, Sulawesi
Utara, Maluku Utara dan delta Mamberamo di Irian.
Setiap 3 sampai 5 tahun sekali sering terjadi El-Nino yaitu
gejala penyimpangan cuaca yang menyebabkan musim kering yang panjang dan musim
hujan yang singkat. Setelah El Nino biasanya diikuti oleh La Nina yang
berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang dari biasanya.
Indonesia mempunyai sumber
pertambangan
Paradigma pertumbuhan
ekonomi yang dianut oleh pemerintah Indonesia memandang segala kekayaan alam
yang terkandung di bumi Indonesia sebagai modal untuk menambah pendapatan
negara. Sayangnya, hal ini dilakukan secara eksploitatif dan dalam skala yang
massif. Sampai saat ini, tidak kurang dari 30% wilayah daratan Indonesia sudah
dialokasikan bagi operasi pertambangan, yang meliputi baik pertambangan
mineral, batubara maupun pertambangan galian C. Tidak jarang wilayah-wilayah
konsesi pertambangan tersebut tumpang tindih dengan wilayah hutan yang kaya
dengan keanekaragaman hayati dan juga wilayah-wilayah hidup masyarakat adat.
Operasi pertambangan yang dilakukan di Indonesia seringkali menimbulkan
berbagai dampak negatif, baik terhadap lingkungan hidup, kehidupan sosial,
ekonomi, budaya masyarakat adat maupun budaya masyarakat local yaitu:
1.
Pertambangan Menciptakan
Bencana Lingkungan
2.
Pertambangan Menghancurkan
Sumber-Sumber Kehidupan Masyarakat
3.
Pertambangan Memicu Kekerasan
dan Ketidakadilan terhadap Perempuan
4.
Pertambangan Memicu
Terjadinya Pelanggaran HAM dan Meningkatkan Militerisme
Beberapa Kasus
Pelanggaran HAM yang Sering Terjadi di Sekitar Wilayah Operasi Pertambangan,
meliputi:
* Penyiksaan, perkosaan, pembunuhan, penculikan, penangkapan secara tidak sah,
pencarian dan intimidasi, diskriminasi dalam ketenagakerjaan, serta pelarangan
beraktivitas.
* Pelanggaran terhadap hak penghidupan secara subsistem yang berasal dari
perampasan dan penghancuran ribuan hektar hutan, termasuk wilayah berburu dan
berkebun masyarakat, serta kontaminasi sumber air dan wilayah penangkapan ikan,
pelanggaran terhadap hak budaya, termasuk penghancuran gunung dan tempat-tempat
lain yang bersifat spiritual dan dianggap suci oleh masyarakat adat.
* Pemindahan masyarakat secara paksa dan perusakan rumah-rumah, gereja, dan
tempat-tempat tinggal lainnya.
Mata pencaharian
Presentase penduduk
Sebagian besar
penduduk Indonesia 70%, mengarah ke sektor bercocok tanam seperti pertanian dan
perkebunan.
Sebagian besar penduduk
Indonesia mata pencaharian pokoknya adalah bertani.
Mata pencaharian masyarakat Indonesia beragam karena letak
geografis dan letak ketinggian itu berbeda.Tanah Indonesia yang sangat subur
,mendorong masyarakat Indonesia untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam
itu untuk bercocok tanam dan menjadikannya sebagai mata pencaharian bagi mereka
yang tinggal di dataran tinggi).
Selain bercocok tanam, sebagian besar penduduk Indonesia yang
tinggal di dataran rendah (daerah pantai) mata pencaharian mereka mengarah ke
sektor perikanan
Sedangkan, mata pencaharian penduduk di perkotaan mengarah
kepada sektor pembangunan, perindustrian, transportasi, pariwisata.